Pernahkah putra putri Anda mengeluh kepada Anda bahwa ia susah membaca? Atau ia sering mengadu kepada Anda dia sering jadi bahan olok-olok di sekolah karena sering ditegur guru? Atau Anda cemas, di usia 9 atau 10 tahun sang anak masih belum bisa memakai baju dan sepatu sendiri? Ataukah Anda merasa jengkel tulisan sang anak sering terbolak-balik meski terus diajari? Ada apa dengan anak yang seperti ini? Apakah ia bodoh?
Jangan terburu membuat kesimpulan, apalagi memvonis bodoh.
Ada banyak hal penyebab yang mengakibatkan si kecil seperti itu. Salah satu
penyebabnya, mungkin saja ia terkena sindrom disleksia.
Disleksia (bahasa Yunani; dys-: "ketidakmampuan" dan lexis: "huruf" ) adalah gangguan yang terjadi pada
kemampuan otak mengenali dan memproses simbol-simbol tertentu yang
mengakibatkan terjadinya gangguan membaca dan menulis seorang anak. Federeasi Neurologi Dunia mendefinisikan disleksia
sebagai "suatu kelainan yang teramasuk didalamnya kesulitan untuk
belajar membaca walaupun dengan adanya instuksi umum, kecerdasan yang memadai
dan interaksi kesempatan sosial budaya."
Gejala umum yang biasanya ada pada penderita disleksia
antara lain adalah kesulitan membaca kalimat yang agak panjang; kesulitan
menulis dan membedakan huruf yang mirip, seperti ‘b’ dan ‘d’; kesulitan
mengikuti instruksi berurutan dan kontinyu, misalnya “sehabis pulang sekolah,
lekas ganti baju, cuci tangan, makan siang, lalu tidur siang ya..”; kesulitan
menakar jarak dan kecepatan; dan mudah tersinggung - pada akhirnya akan depresi
(akibat sering mendapat olok-olok) dan bisa lebih fatal.
Bisakah disleksia disembuhkan? Saya sendiri belum pernah
menemukan berita atau artikel yang menyebutkan bahwa disleksia bisa
disembuhkan, karena menurut beberapa ahli, disleksia bukanlah penyakit. Namun, penderita
disleksia bisa memperbaiki kekurangan mereka dengan melakukan pelatihan dengan
metode tertentu dan niat kuat. Metode perawatan disleksia biasanya berbeda satu
dengan lain, melihat kondisi penderita. Selain itu, perawatan sebaiknya bersifat
privat dan intensif.
Berapa banyak penderita disleksia? Penderita sindrom ini berkisar 5-10 persen penduduk dunia,
meski belum pernah ada data resmi yang mencatat itu karena disleksia
susah-susah gampang untuk dikenali. Apakah penderita disleksia adalah seorang
yang bodoh? Biasanya, bukan. Kecerdasan mereka normal. Bahkan ada beberapa yang
di atas rata-rata. Meskipun mereka mempunyai kekurangan dalam membaca menulis,
beberapa penderita disleksia dikaruniai anugerah kemampuan artistik, sastrawi,
dan spasial yang tinggi. Beberapa penderita disleksia yang menjadi tokoh dunia
adalah Leonardo da Vinci, Thomas Alva Edison,
Albert Einstein, Agatha Cristie, Winston Churchill, Whoopi Goldberg, Walt
Disney, Magic Johnson, dan Tom Cruise.
Saat ini, kesadaran atas disleksia sedang berkembang di dunia luas,
mengingat penderita disleksia yang tidak mendapat perhatian perawatan yang
benar biasanya akan mengalami trauma psikis dan
ketidakpercayadirian. Beberapa kampanye dan fakta tentang disleksia bisa
didapat di www.dyslexia.org.uk. Untuk penggemar film, setidaknya ada tiga film
yang bisa menjadi gambaran tentang disleksia, “Taree Zameen Par” dari ranah
Bollywood dan “Juli di Bulan Juni” serta “Ikhsan, Mama I Love You” karya anak
negeri.
No comments:
Post a Comment