... dan aku langsung menyanggah.
Tentu saja, mencintai haruslah memiliki. Agak sedikit absurd kalo mencintai tapi nggak memiliki. Dan percayalah, aku cukup pengalaman untuk masalah-masalah absurd gitu..
Mencintai haruslah memiliki.
Itu sebuah keharusan. Perkara apa yang dimiliki, itu keleluasaan. Bisa jadi pemikirannya, ide-idenya, bagian dari pemberiannya, visinya, doa-doanya, canda tawanya, atau bahkan kenangan bersamanya.
Rasulullah, kita semua mencintainya. Bahkan Michael Hart -yang notabene bukan muslim- menempatkan nabi terakhir ini dalam peringkat satu orang yang paling berpengaruh di dunia. Kira-kira, apa yang mendasarinya mendudukkan sang Rasul pada posisi itu? Tentulah cinta. Tanpa cinta, yang tulus, mustahil Hart bisa begitu obyektif. Begitupun kita. Kita mencintainya, kita memilikinya.
Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa al Khawarizmi, tanpa sadar kita mencintainya. Kita sering menggunakan hasil pemikirannya. Siapa dia? Mungkin tak familiar. Tapi bagaimana dengan Aljabar? Ya, Ibnu Musa-lah yang menulis "Al-kitaabul muhtasar fi hisabul-jabar wal-muqabala", buku yang memuat dasar-dasar aljabar. Tak terasa, kita begitu mencintai Ibnu Musa. Laptop, PC, smartphone, banyak hal lain yang berfungsi menggunakan bahasa matematika, bahasa aljabar. Kita memilikinya. Kita mencintainya.
Sultan Hamengku Buwono IX, wakil presiden kedua republik ini, dicintai oleh banyak rakyatnya. Kira-kira apa yang dimiliki oleh rakyatnya dari sang sultan? Mungkin salah satunya cinta. Cinta yang berbalas cinta. Dulu, Universitas Gadjah Mada yang masyhur itu tidaklah berada di Bulaksumur seperti sekarang ini, melainkan di dalam lingkungan keraton. Sultan-lah yang menyediakan fasilitas pendidikan (yang amat mewah pada waktu itu) untuk para akademisi di tengah gegap gempita perang melawan penjajah. Maka, kini para rakyatnya, para civitas akademika UGM berutang kepada Sultan. Utang cinta. Cinta yang dimiliki.
Dan... mencintai mestilah memiliki.
Kita memiliki cinta itu.
Kita memiliki bagian dari yang kita cintai.
Kita memiliki doa-doa untuk yang kita cintai.
Kita mencintai. Kita memiliki.
No comments:
Post a Comment