Wednesday 30 March 2011

Absurd 8

Situasi: Google Talk di komputer, Selasa siang pas ngantuk-ngantuknya.

Mbak2: Siang, Gan.. Ada lagunya Marcel, nggak?
Bungs: Maap mbak, saya bukan Afgan.
Mbak2: -____-"
Bungs: (dalam hati) *ngakak*

Tuesday 29 March 2011

Berbahagialah

Bahagialah kita.
Dengan apa yang ada dalam diri kita.
Dengan kelebihan kita.
Dengan kekurangan kita.

Bahagialah kita.
Tak perlu kecil hati melihat orang lain sukses.
Tak perlu minder bila dalam suatu tim besar,
kita mendapatkan peran dalam porsi kecil.

Sadari saja, mereka itu membutuhkan kita.
Dan kita patut berbangga karenanya.

Bahagialah kita.
Baut kecil dalam kereta besar, sesungguhnya ia berperan besar.
Ia tak kalah dengan kekuatan tenaga mesin pembangkitnya.
Ia tak kalah dengan kenyamanan tempat duduk di dalamnya.
Ia tak kalah dengan kekokohan roda baja di bawahnya.

Bahagialah kita.
Tanpa baut itu, kereta tak akan sempurna.
Dan jika kita seperti baut itu, kita patut bersyukur.
Tanpa kita, tim itu tak akan lengkap.
Kita juga berperan besar!
Kitalah yang melengkapinya!
Kitalah sang juara!

Monday 28 March 2011

Absurd 7

Situasi: Gambir, Minggu sore sekitar pukul 15.

2 bule cewek: (tergopoh-gopoh) Excuse me, mas. Selamat siang.
Bungs: (terbata-bata) Siang, miss. Can I help you?
Bule 1: Yes, please. We just got from the airport, but we seem to get lost here.
Bungs: OK, and then?
Bule 1: Then... would you like guide us to our destination?
Bungs: Owh, okay. Lets see.. Where are you going to?
Bule 2: (nyamber) to your heart, mas..
Bungs: -____________-

Wednesday 23 March 2011

Absurd 6

Situasi: Status di Google Buzz tanggal 18/10/10

Bungs: Oke, ini masalah kamu dan aku. Mari selesaikan.
mas opang: mari!
Dicky dwi: satu lawan satu.....
haru haru: diselesaikan secara jantan.... dan betina
Bungs: -__________-"

Monday 21 March 2011

Absurd 5

Situasi: di masjid jami, sehabis solat Ashar. Sepi.

Bungs: Ya Alloh, jadikanlah aku imam yang baik untuk istriku dan anak-anakku. Emm, kelak.
Mbak2: (Tiba-tiba dari belakang) Amiiin...
Bungs: (Kaget dan langsung noleh ke belakang) Mbak, nggak ada maksud apa2 kan meng-amin-kan aku tadi?
Mbak2: (Sambil senyum) Ada dong, mas.
Bungs: -_________________-"

Saturday 19 March 2011

Absurd 4

Situasi: Rumah Makan Padang, sehabis magrib.

Mbak2: Makan, mas?
Bungs: Iya, mbak. Tapi dibungkus aja ya..
Mbak2: Oke. Pake apa, mas?
Bungs: Pake ati, mbak.
Mbak2: Wah, tinggal separo, mas.
Bungs: Lho, kok bisa?
Mbak2: Kan ati saya yang separo udah saya kasih ke mas...
Bungs: -___________-"

Friday 18 March 2011

Absurd 3

Situasi: jalanan umum, sehabis dari toko ATK tadi.

Mbak2: (tergopoh-gopoh) Mas, mas. Tolong saya mas.
Bungs: Kenapa mbak?
Mbak2: Saya abis jatuh mas.
Bungs: Ya ampun?! Jatuh di mana mbak?
Mbak2: Di hatimu, mas.
Bungs: -__________-"

Absurd 2

Situasi: di toko sebelah toko ATK yang kemarin.

Bungs: Mbak, saya lagi nyari tinta nih. Ada nggak?
Mbak2: Ada nih mas, malah tinta ini ga akan habis dimakan zaman, selamanya.
Bungs: Wah, tinta apa itu mbak?
Mbak2: Tintaku kepadamu, mas..
Bungs: -____________- Etapi maaf ya mbak. Saya bungs, bukan mas. :D


*credit to mas Ilyas for the ending. :)

Thursday 17 March 2011

Absurd 1

Situasi: di toko alat tulis kantor.

Bungs: Mbak, saya lagi nyari tinta nih. Ada nggak?
Mbak2: Ada nih mas, tapi tinggal satu.
Bungs: Wah, tinta apa itu mbak?
Mbak2: Tintaku kepadamu, mas.
Bungs: -____________-

Monday 14 March 2011

Moving On

Kalo kamu masih terus menoleh ke belakang, kamu nggak akan tau apa yang ada di depan.

Okelah, sesekali saja boleh. Buat koreksi saja, nggak usah terlalu larut dalam ingin itu. Aku tau kamu punya potensi, punya semangat tinggi, punya motivasi berlebih. Tapi kalo kamu masih yang itu-itu aja, ya kamu akan tetap seperti itu.

Alloh tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka mengubahnya dengan tangan mereka sendiri.

Lebih dari dua tahun bersama, bukan berarti akan jadi milikmu selamanya.
Tak ada yang kekal, tak ada yang abadi.
Hanya kepada-Nya tempat kita kembali dan mengabdi.

Wednesday 2 March 2011

Harusnya Bukan di Blog

Seringkali kita terjebak dalam romantisme masa lalu.
Indah memang kalau dikenang.

Tapi apa iya kita mau terjebak terus?


*sudahlah PSSI. Juara Piala Kemerdekaan itu nggak ada artinya. Menangnya juga kan karena ngancem Libya kan? Om Nurdin yang beradab, monggo turun sendiri. Sebelum diturunin paksa dan menjadi malu. Yah, itu pun kalo masih punya.*