Saturday 23 March 2013

Palsu Atau Tidak

 Beberapa hari belakangan, yang punya blog ini sedang suka ngamatin iklan. Beberapa yang menarik perhatian adalah iklan susu bayi. Susu. Es u es u. Susu. Iya, susu bayi.

Ada yang menarik. Beberapa iklan susu menampilkan anak kecil sebagai peran utamanya dan anak besar sebagai peran pembantu pendukung. Katakanlah iklan susu Dan*cow, S*GM. dan O*reo. Yang terakhir emang bukan asli susu. Tapi di sana kan ditampilin susu. :D





Iklan tersebut dibuat menarik. Seolah-olah menunjukkan sisi cerdas si anak dan ada adegan si anak minum susu merek itu. Jadi kaya si anak itu pinter karena minum susu itu.

Berlebihan? Ya, kalo kita tau, susu emang penting buat pertumbuhan. Tapi kalo nganggep susu apalagi susu pabrikan adalah faktor utama... mohon maaf, yang punya blog ini nggak punya tuh pikiran macem gitu.

Terus, di iklan itu, digambarkan si anak bisa ini bisa itu melebihi kecerdasan anak-anak seusianya. Wajar? Yaaaa, kalo suara anak nggak di-dubbing dan adegannya natural sih, wajar. Lha kalo suara aja di-dubbing terus adegan seperti dipaksakan, ya keliatan aja nggak jujurnya.

Yang punya blog ini masih inget pelajaran SMP tentang seni. Reklame (re: ulang; clamo: manggil) adalah cara untuk menarik minat pembeli. Pelakunya reklame tentu penjual. Reklame ditujukan untuk memberipahamkan kepada khalayak tentang apa yang dijual. Penjual yang baik tentu jujur dalam menjual dan memasarkan produknya. Apa adanya. Barely. Naked. Seperti susu tadi. Putih, bergizi, cair. Ya apa adanya.

Apa hubungan sama iklan susu tadi? Gini maksudnya. Kalo memang itu produk bisa mencerdaskan anak di usia tertentu, buktikan. Pakailah iklan dengan seorang anak yang benar-benar memakai produk itu dari kecil sampai usia tertentu, dan mari kita lihat apa yang BENAR-BENAR bisa dilakukannya. Kemudian gambarkan tentang kecerdasan si anak tadi tanpa rekayasa yang merusak etika. Kalo si anak udah bisa ngomong lancar, gambarkan tanpa dubbing. Kalo si anak bisa angkat-angkat dan nyusun balok2 sendiri, gambarkan tanpa editing. Kalo si anak bisa ngajak anak lain untuk bekerja sama, gambarkan tanpa compromizing. Rebut kepercayaan orang banyak tanpa rekayasa.

Berusahalah buat jujur. Seperti Rasulullah yang jujur dalam perniagaannya.
Sesungguhnya telah ada pada diri Muhammad teladan yang baik.

Sebagai penutup, yang punya blog ini berpesan:
Pinter-pinterlah belanja.



PS: Air putih adalah air susu. Jadi kalo ditawarin minum dan bilang 'air putih' tapi yang dikasih adalah air bening, tolak aja.. XD

No comments:

Post a Comment